"Ilmu lebih baik daripada harta"
Ini adalah kalimat yang global, sebelum beliau menyebutkan
secara terperinci segi-segi kebaikan ilmu dibanding harta., yang demikian
supaya pendengar menyiapkan dirinya untuk mendengar apa yang akan disampaikan.
Dan yang dimaksud dengan ilmu disini adalah ilmu agama, ilmu
yang bermanfaat. Sedangkan harta disini adalah harta yang dicari bukan karena
ketaatan kepada Allah tetapi hanya karena kesenangan dunia semata.
" Ilmu menjagamu, sedang harta engkau yang
menjaganya"
Maksudnya adalah ilmu menjadi sebab Allah menjaga dirimu,
menjagamu dari kebinasaan di dunia maupun akhirat.
Menjaga seseorang dari kebinasaan di akhirat, karena dengan
ilmu agama seseorang bisa mengetahui perintah Allah sehingga dia bisa
laksanakan, dan bisa mengetahui larangan Allah sehingga bisa dia jauhi. Dengan
sebab ilmu ini Allah menyelamatkan dia dari hal-hal yang membuat murka Allah
sehingga dia bisa selamat dari adzab neraka dan masuk ke dalam surga Allah.
Adapun menjaga seseorang dari kebinasaan di dunia, maka
Allah akan menjaga seseorang dengan ilmu tersebut dimanapun dia berada.
Diantara contoh penjagaan ilmu terhadap seseorang adalah kisah seseorang yang
membunuh 100 orang seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
أَنَّ نَبِيَّ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كَانَ فِيمَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً
وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ
الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ،
فَأَتَاهُ فَقَالَ: إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً
وَتِسْعِينَ نَفْسًا، فَهَلْ لَهُ مِنْ
تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لَا، فَقَتَلَهُ، فَكَمَّلَ
بِهِ مِائَةً، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ
أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ
عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ، فَقَالَ:
إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ،
فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟
فَقَالَ: نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ؟
"Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu,
bahwasanya Nabi Allah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: Dahulu kala di
antara ummat sebelum kalian ada seseorang yang lelaki yng membunuh 99 orang,
maka dia bertanya tentang orang yang paling 'alim di atas permukaan bumi, maka
dia ditunjukkan kepada seorang ahli ibadah, maka diapun mendatanginya seraya
berkata bahwa dia telah membunuh 99 orang , apakah dia masih diterima taubatnya?
Maka ahli ibadah itupun menjawab: Tidak (diterima taubatnya); maka orang
tersebut membunuh ahli ibadah itu sehingga genaplah menjadi 100. Kemudian dia
bertanya lagi , siapa orang yang paling 'alim di permukaan bumi ? Maka
ditunjukkan kepada seorang 'alim, dan diapun mengabarkan bahwa dia telah
membunuh 100 orang, apakah taubatnya masih diterima? Maka 'alim tersebut
mengatakan: Iya, apa yang menghalangi dia untuk diterima taubatnya?... (HR.
Muslim)
Lihatlah bagaimana ilmu menjadi sebab terjaganya 'alim
tersebut dari kebinasaan.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa ilmu menjaga
pemiliknya dari kecelakaan dan musibah, karena seseorang pada asalnya tidak
mungkin memasukkan dirinya dalam kebinasaan apabila dia memiliki akal, dan
tidak mungkin dia menjerumuskan jiwanya dalam kehancuran kecuali apabila dia
jahil. Contohnya seperti orang yang memakan makanan yang beracun, maka orang
yang tahu makanan tersebut beracun akan menahan diri dan tidak mau memakannya,
tapi orang yang tidak tahu akan memakannya dan teracuni karena kebodohannya
Dan orang yang mengenal Allah, perintah dan laranganNya,
mengetahui musuh dan tipu dayanya dalam menyesatkan manusia, dengan ilmunya dia
bisa selamat dari was-was syetan. Setiap kali syetan berusaha menyesatkan dia
dari jalan Allah maka ilmu dan iman tersebut mengingatkan dia sehingga dia
kembali kepada Allah. (Lihat Miftaah Daari As-Sa'aadah 1/128)
Sedangkan harta, maka pemiliknya setelah lelah dalam
mencarinya maka dia juga harus lelah dalam menjaganya, siang dan malam dia
dalam keadaan cemas, resah, dan gelisah memikirkan harta yang dia dapatkan,
bagaimana supaya harta tersebut aman, bertambah terus dan tidak berkurang.
Dimanapun dia letakkan harta tersebut dia merasa tidak aman, dan dia akan
bertambah stres bila harta tersebut benar-benar hilang atau berkurang.
Allah ta'alaa berfirman:
فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ إِنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ
"Maka janganlah membuat kamu kagum harta dan anak-anak
mereka, sesungguhnya Allah ingin mengadzab mereka dengannya di kehidupan dunia
ini, dan menjadikan resah jiwa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan
kafir" (QS. At-Taubah : 55)
Dan di akhirat dia akan mendapat perhitungan yang panjang,
dia akan ditanya tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa dia
dapatkan, sebagaimana hadist dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu 'anhu
beliau berkata: Rasulullah shallallhu 'alaihiwasallam bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ
يَوْمَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ
عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ، وَعَنْ
مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ
أَبْلَاهُ
"Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari
kiamat sehingga dia ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, dan tentang
ilmunya; apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia dapatkan
dan untuk apa dia belanjakan, dan ditanya tentang jasadnya; untuk apa dia
gunakan" (HR. At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany)
Jadi harta dunia bila dicari hanya karena kelezatan semata
dan bukan karena Allah, maka akan menyusahkan pemiliknya di awal (ketika di
mencari), di tengah (ketika dia menjaganya), dan di akhir kelak(ketika
menghadapi hari perhitungan).
0 comments:
Post a Comment